Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 14 Oktober 2014

Elpiji 3 Kg Langka, Warga di Asahan Beralih ke Kayu Bakar

Tidak ada komentar :
KISARAN|Sebagian warga di Kabupaten Asahan, beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Itu dilakukan warga setelah gas elpiji ukuran 3 kilogram langka di daerah tersebut.

Kelangkaan itu terjadi diduga karena sebagian pengguna elpiji 12 kilogram beralih ke elpiji 3 kilogram, setelah pemerintah menaikkan harga elpiji biru. Di sejumlah pangkalan, harga elpiji biru rata-rata Rp150 ribu per tabung.

Masyarakat Asahan kesal dengan kesulitan memperoleh elpiji 3 kilogram, karena di setiap pangkalan yang didatangi selalu saja kosong. Nuriyati, warga Taman Sari, Kecamatan Pulo Bandring mengaku sudah berkeliling mencari elpiji 3 kilogram. Ia akhirnya mendapatkan gas itu tapi dengan harga Rp25 ribu per tabung.

“Gas tak ada dipasaran. Kalaupun ada, harganya berkisar Rp25 ribu hingga Rp28 ribu per tabung 3 kg. Yang lebih parah, saat ini banyak warga yang mencari kayu bakar untuk memasak,” katanya kepada SUMUT24, Senin (13/10/2014).

Warga lainnya, Rosmalina, ibu rumah tangga penduduk Desa Sukadamai mengatakan, di daerahnya harga elpiji 3 kg mencapai 26 ribu rupiah. Sehinga nenimbulkan keresahan, khususnya kalangan ibu-ibu rumah tangga.

Dikatakan, Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kg hanya Rp14.500 dan merupakan subsidi Pemerintah konversi minyak tanah bagi masyatakat. Namun, saat ini subsidi tersebut dimanfaatkan agen penyalur untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Menurutnya, kelangkaan dan melambungnya harga elpiji bersubsidi itu, akibat ulah agen ‘nakal’ yang mengirim elpiji keluar daerah dengan harga yang lebih tinggi. Akibatnya, ketersediaan gas di Asahan berkurang banyak dari kebutuhan warga.

Jika tidak segera disikapi, sambungnya, maka subsidi gas yang tadinya untuk rakyat, hanya akan dinikmati cukong berduit yang berkedok sebagai agen penyalur. “Penyimpangan ini harus dihentikan, Pertamina dan Pemerintah mestinya tanggap dan peka terhadap keluhan masyarakat,” katanya.

Sementara itu Darmadi, konsumen pengguna elpiji 12 kilogram, memilih beralih ke elpiji 3 kilogram karena elpiji biru lebih mahal sekarang, yaitu Rp150 ribu per tabung.

Pantauan SUMUT24 sebagian kalangan warga masyarakat di Kabupaten Asahan dalam sepekan terakhir ini mulai mencari kayu bakar untuk kebutuhan memasak makanan dan minuman. Hal itu dilakukan warga karena tabung gas elpiji bersubsidi 3 kg diketahui langka dan mahal dipasaran, meskipun jumlah penyalur dan pangkalan elpiji di kabupaten Asahan terbilang banyak. (Her)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar