KISARAN|SUMUT24
Pengelola warnet dan game station diminta menolak melayani pelajar yang
masih berseragam sekolah atau masih dalam jam belajar. Hal ini mengingat
masih banyaknya pelajar yang membolos saat jam sekolah. Selain itu,
marak terjadinya kasus pelecehan seksual terhadap pelajar yang
disebabkan oleh situs 'negatif' internet.Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Asahan melalui Kabid Dikdas Syamsuddin. Ia meminta pengelola warnet tidak menerima pelajar yang masih mengenakan seragam pada jam-jam sekolah.
"Pengusaha warnet jangan hanya memikirkan keuntungan sepihak dengan mengorbankan pelajar. Pelajar harus dilarang tidak boleh bermain, karena selain bisa mengganggu konsentrasi belajar juga bisa menjerumuskan pelajar itu sendiri,"ujar Syamsuddin saat ditemui SUMUT24, Senin (20/10/2014).
Selain pihak pengelola warnet, lanjut Syamsuddin, Dinas Pendidikan juga mengimbau kepada orang tua pelajar untuk berperan aktif dalam mengawasi putra-putrinya dalam menghadapi kecanggihan teknologi.
Kepada pihak sekolah, baik guru dan kepala sekolah agar terus memberikan pencerahan berupa sosialisasi kepada anak-anak didik agar jangan bermain warnet pada jam pelajaran sekolah, karena saat ini, tanpa ada bimbingan guru, akses internet berbau porno sangat mudah di akses lewat media internet.
"Sudah banyak terjadi kasus-kasus pelecehan seksual di Indonesia, maka sedini mungkin kita harus mencegahnya agar tidak terjadi lagi hal demikian,"terangnya.
Bukan itu saja, kepada orang tua murid juga diimbau untuk memberikan pengertian kepada anaknya agar bermain internet hanya untuk melaksanakan tugas pekerjaan sekolah, bukan yang lainnya. (Fatah)
Editor : Suheri
Tidak ada komentar :
Posting Komentar