Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 21 Oktober 2014

Tolak Bea Siswa Ke Thailand, Sayuti Pilih Berwirausaha

Tidak ada komentar :
KISARAN|SUMUT24
 
Trend berwirausaha di kalangan mahasiswa belakangan ini memang semakin marak. Namun tak sedikit pula dari mereka yang tidak cermat melihat peluang itu. Setelah bertahun-tahun kuliah menghabiskan dana yang tidak sedikit akhirnya lulus dengan susah payah.
Mendapat gelar sarjana ternyata memunculkan masalah baru pula karna belum mendapatkan pekerjaan, akhirnya mempertaruhkan masa depan dengan puluhan surat lamaran yang dimasukkan ke instansi perusahaan, sementara yang lainnya coba – coba peruntungan mengikuti seleksi CPNS.

SUMUT24, pada hari Senin (20/10/2014) bertemu dengan Muhammad Sayuti, owner “SAYCOM” salah satu workshop perbaikan service laptop / komputer yang berada di jalan Cokroaminoto Kisaran nomor 5. Pemuda asli Kisaran lulusan terbaik Universitas Pancabudi Medan jurusan Sistem Komputer  tahun 2013 ini ternyata pernah menolak tawaran bea siswa di Thailand dari kampusnya,  dan memilih berwirausaha membuka revarasi / servis komputer di rumahnya sendiri.
“Skripsi saya pada saat itu membuat robot penyembur api (Flamethower), ketika itu robot yang saya ciptakan belum pernah ada sebelumnya di buat oleh mahasiswa Medan. Lewat robot tersebut akhirnya saya mendapat nilai terbaik, dan kampus sempat menawarkan bea siswa ke Thailand dengan syarat setelah lulus dari sana saya kembali ke Medan untuk mengajar di kampus  menjadi dosen ,” terangnya saat ditemui SUMUT24.

Sadar dengan potensi yang dimilikinya, ternyata Sayuti lebih tertarik untuk berwirausaha dari pada menjadi tenaga pengajar. Akhirnya ia memberanikan diri untuk berwirausaha membuka tempat service revarasi komputer di rumah orang tuanya, tidak sampai setahun usaha yang dirintisnya ini hampir setiap hari dibanjiri oleh pelanggan yang memerlukan jasa perbaikan laptop, bahkan workshopnya  kini menjadi tempat rujukan penanganan perbaikan dari beberapa lokasi service yang ada di Kisaran.

 “Sebenarnya kendala yang paling berat ketika pertama kali berwirausaha ini bukan masalah modal, tapi masalah mental. Sempat khawatir juga apalagi di Kisaran banyak tempat service komputer, dan ternyata setelah saya jalani memilih berwirausaha ini adalah pilihan yang tepat,”kata pemuda kelahiran 1991 ini.

Usaha yang dirintisnya ini terbilang tak instan, sejak tahun 2010 ia mulai mengerjakan service jalanan dari tempat ke tempat, mengerjakan instal warnet dan sempat menjadi dosen tidak tetap di salah satu sekolah tinggi komputer di Kisaran. Kini di workshop yang tidak sampai setahun ia rintis setiap harinya selalu dibanjiri oleh para pelanggan.

Ia berharap kepada para mahasiswa yang baru lulus kuliah sebaiknya jangan panik ketika tidak mendapatkan status pekerjaan. Kenali potensi diri dan lihatlah peluang disekitar kita apa yang  bisa dijadikan cara untuk berwirausaha. Paling tidak dengan berwirausaha kita telah menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk diri sendiri.

“Untuk menjadi wirausaha yang pertama harus dilakukan adalah mengenal potensi diri yang kita miliki, serta melihat peluang yang ada, masalah mental sebenarnya yang paling utama. Jangan jadi karyawan,  jika ingin sukses jadilah pengusaha,” kata Sayuti mengakhiri. (Bens)

Editor: Suheri

Tidak ada komentar :

Posting Komentar